Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan Selamat Datang di Blog Sintyawati Kaaba dan Nelpiyanti Hulopi

Blogger templates

 photo xd_zpssnzqam6w.jpg

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

 photo sintya amp nelphy_zpsfcq0s2uy.jpg

Sintyawati Kaaba dan Nelpiyanti Hulopi

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

 photo 20150420_152418_zpszuw6w0xg.jpg

Kelas C MP

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

 photo a2ed2728-0802-45a5-a013-78c77ae10e98_zpsz2h9ejn6.jpg

HMJ 2015

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

 photo fc5ffc7d-9a67-41b9-831c-c3e6468032c9_zpsrdwcuo94.jpg

Kelas C MP 2014

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 11 Januari 2016

Artikel Psikolog Manajemen



Artikel Psikolog Manajemen

TENTANG
“Motivasi dalam Peningkatan Belajar Siswa”

oleh
SINTYAWATI KAABA        ( 131 414 051 )


KELAS/SEMESTER. C/3

 





UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
2015


            Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar akan menambah siswa memiliki suatu ilmu, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dinamika pebelajar yang bersifat internal, terkait dengan peningkatan hirarki ranah-ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik, semuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran. Tetapi masih banyak siswa yang belum bisa meningkatkan prestasinya di dalam proses belajar mengajar, dimana seharusnya mereka memahami dan mengerti tentang proses pembelajaran agar supaya mereka tidak akan tertinggal dengan teman-teman lain. Karena itu saya mengangkat judul “motivasi dalam peningkatan belajar siswa”.
            Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber pada peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada yang kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada peristiwa kedua tersebut peran guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada peristiwa ketiga, motivasi diri siswa tergolong tinggi. Pada peristiwa ketiga, motivasi kekuatan apa yang menjadi penggerak belajar siswa.
            Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental. Dimana kekuatan mental itu berupa keinginan, kemauan perhatian, cita-cita dan lain-lain. Kekuatan mental lah yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Di dalam motivasi ada 3 komponen utama yang pertama Kebutuhan, Dorongan, dan Terakhir Tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidaksinambungan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Semua orang pasti mempunyai tujuan, begitu pula siswa yaitu untuk bagaimana ia mampu meningkatkan hirarki ranah-ranah kognitifm afektif, maupun psikomotorik. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh individu itu sendiri. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar.
Tetapi pada zaman sekarang masih banyak siswa yang belum mementingkan pembelajaran. Untuk itu kita harus meningkatkan pembelajaran baik di sekolah ataupun diluar sekolah. Adanya motivasi agar supaya kita bisa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan belajar. Motivasi sangatlah penting dalam belajar membantu kita untuk menambah wawasan dalam segala hal. Ketika kita tidak belajar apa yang akan kita dapatkan nanti? Inilah mengapa kita perlu meningkatkan motivasi belajar pada diri seseorang. Motivasi bukan hanya dari orang lain saja, tetapi motivasi harus ada dan terdapat pada diri seseorang.
Jika anda tidak mendapatkan motivasi dari luar maka anda bisa mendapatkan motivasi dari dalam diri anda dengan belajar. Motivasi terbesar terdapat pada diri anda sendiri karena anda adalah orang yang memiliki tujuan dalam pikiran dan anda harus mewujudkan mimpi tersebut. Tindakan dan perilaku andalah yang membawa anda kedalam kunci kesuksesan. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut : (1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. (2) Mengonfirmasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. (3) Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius,  terbukti hanya bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya. (4) Membesarkan semangat belajar. (5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru salah satu manfaatnya yaitu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam hal ini hadiah, pujian, dorongan atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar.

Selasa, 29 Desember 2015

PENGELOLAAN KURIKULUM 2013



PENGELOLAAN KURIKULUM 2013
A.   PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di Negara Indonesia saat ini masih mengalami berbagai macam persoalan. Persoalan tersebut tidak mudah diselesaikan, karena substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang mengalami pergantian dari tahun ke tahun dan membebani peserta didik tanpa ada arah pengembangan yang benar-benar diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut.
Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Menurut PP nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk  mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu komponen dalam pengembangan sumber daya manusia di sekolah. Di Indonesia tujuan kurikulum tertera pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum yang terdiri atas berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling terkait adalah merupakan satu sistem. Ini berarti bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan, yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum. UU NO 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal 36 Ayat 1 menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Akibat dari berbagai perkembangan, terutama perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, konsep kurikulum selanjutnya juga menerobos pada dimensi waktu dan tempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada waktu sekarang saja, tetapi juga memperhatikan bahan ajar dan berbagai pengalaman belajar pada waktu lampau dan yang akan datang.
Demikian pula tidak hanya mengambil berbagai bahan ajar setempat (local). Kemudian berbentuk kurikulum muatan lokal tetapi juga berbagai bahan ajar yang bersifat nasional, yang kemudian berbentuk kurikulum nasional (kurnas) dan lebih luas lagi bersifat internasional atau yang bersifat global. Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan Pasal 38 ayat I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi, “ Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, muatan lokal telah dijadikan strategi pokok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin mengakibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Dengan demikian kurikulum itu merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang direncanakan diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Berbagai bahan tersebut direncanakan secara sistematik artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan secara harmonis.  Berbagai bahan ajar yang dirancang tersebut harus sesuai dengan norma-norma yang belaku sekarang, diantaranya harus sesuai dengan pancasila, UUD 1945, GBHN UU DIKNAS, PP No. 27 dan 30, adat istiadat dan sebagainya. Program tersebut akan dijadikan pedoman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai dengan yang tertera pada tujuan pendidikan. Implementasi kurikulum membicarakan seberapa jauh kurikulum dapat dilaksanakan. Oleh karena itu yang perlu dipantau adalah proses pelaksanaannya, evaluasinya. Selanjutnya atas dasar hasil evaluasi perlu tidaknya kurikulum direvisi untuk penyempurnaan. Kurikulum 2013 itu adalah usaha yang terpadu antara (1) rekontruksi kompetensi lulusan, dengan (2) kesesuaian & kecukupan, kelulusan & kedalaman materi, (3) revolusi pembelajaran dan (4) reformasi penilaian.
Adanya perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 adalah merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsa, karena titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
B.   PERMASALAHAN
            Bentuk permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana bentuk penerapan kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan?
b.      Bagaimana pengaruh kurikulum terhadap Output Sekolah?
C.   REALITA DI LAPANGAN
Dalam pelaksanaannya pengembangan kurikulum harus disesuikan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut. Suatu lembaga pendidikan harus mampu merancang dan mengelolah kurikulum berdasarkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Sekolah harus memahami secara jelas ruang lingkup kurikulum yakni mulai dari perencanaan, pelaksanaan kurikulum, pengawasan pelaksanaan kurikulum, pemantauan dan penilain kurikulum hingga perbaikan kurikulum.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 70 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK Struktur kurikulum, yang ada di SMK N 3 GORONTALO sudah memuat kompetensi inti mata pelajaran beban belajar dan kompetensi dasar. Kompetensi inti yang ada disekolah mengacu pada sikap spiritual, sikap social , pengetahuan dan keterampilan yang dimasing-masing kelas memuat kompetensi inti tersebut. Berbicara mengenai mata pelajaran di SMK tentunya berbeda dengan yang ada disekolah SMA karena dilihat dari kemasan substansi untuk mata pelajaran kejuruan yang berbeda.
Pada SMK mata pelajaran dibagi atas kelompok mata pelajaran Dasar Bidang Keahlian, kelompok mata pelajaran dasar program keahlian, kelompok mata pelajaran Paket Keahlian. Khusus untuk kelompok Mata Pelajaran dasar Program Keahlian dan Paket Keahlian ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
D.   ANALISIS SWOT
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)
Lebih mengarah atau pembentukan karakter siswa secara utuh. Dia bisa dikatakan lulus bukan hanya dilihat dari aspek pengetahuan saja tapi juga dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka pola pikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
Peluang (Oportunity)
Tantangan (Treat)
Tuntutan terhadap mutu pendidikan tersebut menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan perkembangan. Hal itu diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai,terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global.
Untuk itu, pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan menjadi hal pokok, terutama terhadap aspek substantif yang mendukungnya yaitu kurikulum sehingga mendorong untuk dilakukannya perancangan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan.
Tantangan bagi terlaksananya kurikulum 2013 adalah masalah implementasi.  Perencanaan yang baik belum tentu akan menghasilkan produk yang baik. Hal tersebut tergantung pada implementasi, dimana harus ada dukungan dari semua pihak. Sehingga harapan agar perubahan kurikulum 2013 benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 merupakan Tantangan dan bagian dari upaya perbaikan kondisi pendidikan di Indonesia, dan kurikulum 2013 ini di harapkan akan mampu menjadi pedoman pendidikan di tanah air. Disadari bahwa guru merupakan kunci utama keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, harapan keberhasilan pendidikan sering dibebankan pada guru. Salah satu hal mendasar yang penting disikapi oleh guru adalah kesiapan mental terhadap perubahan perubahan kurikulum.

E.   TEMUAN
            Berdasarkan hasil temuan wawancara yang penulis lakukan bersama pengelola Kurikulum disekolah tersebut, penulis memperoleh temuan bahwa dalam Kurikulum 2013 proses pembelajaran berorientasi pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator hal ini senada dengan pengimplementasian kurikulum 2013 yang lebih mengarah pada pembentukan karakter siswa seutuhnya selain itu proses pembelajaran menggunakan Problem Base Learning, Discovery Learning, & Project Base Learning. Problem Base Learning (Model Pembelajaran berbasis Masalah) merupakan sistem pembelajaran yang memadukan 3 aspek yakni pengetahuan, kecakapan dan sikap untuk penilaian terhadap penguasaan pengetahuan mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan Ujian Akhir Sekolah, Mid Semester, Kuis, PR, Laporan Prakerin dan Sebagainya. Selain itu untuk Penilaian terhadap kecakapan diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran (Media Pembelajaran) baik software maupun hardware sedangkan penilaian terhadap sikap
dititik beratkan pada penguasaan soft skill peserta didik. Discovery Learning (Model Pembelajaran berbasis Penemuan), guru berperan hanya sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara aktif dalam arti guru hanya mengarahkan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Project Base Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek), Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan suatu project (kegiatan) sebagai inti pembelajaran artinya siswa melakukan eksplorasi untuk memperoleh hasil belajar sehingganya siswa menjadi lebih aktif dan interaktif dalam mengembangkan kemampuan berpikir.
            Berbicara mengenai pengimplementasian kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan belum begitu terlihat karena guru dan siswa masih dalam tahap penyesuaian terutama siswa yang masih terbiasa dengan pola pembelajaran Kurikulum sebelumnya. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik misalnya lingkungan sekolah yang bisa dikatakan masih sangat mudah dipengaruhi.
            Sesuai Temuan yang saya dapatkan perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP di SMK N 3 Gorontalo, dimana Pada penilaian kurikulum 2013 mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan, juga terdapat pendekatan-pendekatan proses pembelajaran serta pada kurikulum 2013 siswa lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit disbanding KTSP, Pramuka menjadi ekstrakulikuler wajib dan lain-lain. Pada penilaian KTSP lebih menekankan pada aspek pengetahuan, Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013, Pramuka bukan ekstrakulikuler wajib dan lain-lain.
            Di SMK N 3 Gorontalo sudah dituntut atau sudah ti tunjung Pemerintah bahwa di SMK N 3 Gorontalo harus menggunakan Kurikulum 2013 karena mengikuti ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Juga di SMK N 3 GORONTALO lebih mewajibkan Ekstrakulikuler Pramuka dan Unit Kesehatan Siswa..
            Pengaplikasian yang konkrit dari kurikulum di SMK N 3 Gorontalo yaitu Dengan bersosialisasi ke guru-guru tentang Kurikulum 2013, Pembuatan RPP dan lainnya sesuai dengan peraturan menteri 104 Tahun 2014 serta proses kenaikan kelas dan penilaian juga sudah diatur, tinggal melaksanakan, tentunya tidak menutup kemungkinan untuk berinovasi sepanjang tidak bertentangan dengan aturan-aturan.
            Pengaruh kurikulum terhadap output SMK N 3 GORONTALO, di karenakan ada aspek sikap pada penilaian. Ini bisa digunakan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk menentukan proses rekrutmen tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, bukan hanya berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan UU NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Pasal 39 isi kurikulum yang ada di SMK N 3 GORONTALO sudah sesuai dengan peraturan yang sudah ada di Undang-Undang khususnya yang ada di Undang-undang pasal 39 yang menyebutkan bahwa isi kurikulum itu meliputi: (1) Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. (2) Isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat : (a) pendidikan Pancasila; (b) pendidikan agama; (c) pendidikan kewarganegaraan. (3) Isi kurikulum pendidikan dasar memuat sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran tentang : (a) pendidikan Pancasila; (b) pendidikan agama; (c) pendidikan kewarganegaraan; (d) bahasa Indonesia; (e) membaca dan menulis; (f) matematika (termasuk berhitung); (g) pengantar sains dan teknologi; (h) ilmu bumi; (i) sejarah nasional dan sejarah umum; (j) kerajinan tangan dan kesenian; (k) pendidikan jasmani dan kesehatan; (l) menggambar & bahasa Inggris. (4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur oleh Menteri.
F.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan yang didapatkan maka disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 sudah menerapkan dan dilaksanakan di SMK N 3 GORONTALO.
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya hanya menggunakan aspek pengetahuan saja yang diutamakan. Penilaian hasil belajar siswa juga memiliki sistem yang berbeda dengan cara penilaian di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Namun, diharapkan bukan sebagai suatu kendala dalam pengimplementasian kurikulum 2013.
Pengaruh kurikulum terhadap output SMK N 3 GORONTALO, di karenakan ada aspek sikap pada penilaian. Ini bisa digunakan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk menentukan proses rekrutmen tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, bukan hanya berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.
G.   SARAN DAN REKOMENDASI
1.      Berdasarkan temuan diatas maka penulis  memberikan saran yaitu kurikulum 2013 masih perlu ditinjau ulang dikarenakan sosialisasinya masih dapat dibilang sangat nihil dilakukan oleh pemerintah. Juga banyak sekali opini public yang kontra terhadap kurikulum 2013 ini.  Negeri kita sangat luas dan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Oleh karena itu rasanya tidak adil kalau hanya melakukan sosialisasi di daerah perkotaan semata. Bagaimana dengan daerah pesisir pantai, pedalaman kampung, dan masih banyak lagi daerah terpencil yang tidak terjangkau yang secara harpiah belum tentu siap dengan perubahan kurikulum yang demikian itu.
2.      Penulis merekomendasi untuk pihak sekolah memberikan pelatihan kepada seluruh tenaga pendidik yang ada disekolah mengenai pengimplementasian kurikulum 2013 agar pada proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.


H.   DAFTAR PUSTAKA
Dakir, 2004 . Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka Citra
GBHN UU DIKNAS, PP No. 27 dan 30, Tentang adat istiadat dan sebagainya.
Mulyasa, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab 1 Pasal 1 tentang Kurikulum
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
PP nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 70 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum SMK Struktur kurikulum,

Kamis, 17 Desember 2015

Sekilas tentang Manajemen Pendidikan


Sekilas tentang Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontalo

Jika berbicara mengenai Manajemen Pendidikan tentunya tidak lepas dari POAC yaitu Planning, Organization, Actuating, & Controlling. Disini kita tidak akan membahas tentang manajemen tetapi lebih khusus ke jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Kita ketahui jika mahasiswa yang berasal dari jurusan Manajemen Pendidikan mereka tahu Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan adalah Dr. Arifin Suking, M. Pd, dan Sekertaris Jurusan Dr. Novyanti Djafri, S. Pd.I , M. Pd. I. Kajur dan Sekjur di lantik pada tgl 17 November 2015. 

Inilah Info terkini untuk Jurusan Manajemen Pendidikan

Visi Misi dan Tujuan Jurusan Manajemen Pendidikan :

VISI, MISI DAN TUJUAN SERTA SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

VISI
Pada Tahun 2025 Program Studi Administrasi/Manajemen Pendidikan
“Menjadi Pusat Pengembangan Keilmuan Yang  Menghasilkan Lulusan Berkarakter Tangguh, Inovatif Dan Kompetitif Yang Diakui Secara Global”
MISI

  1. Menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang Administrasi /Manajemen Pendidikan yang berkualitas guna menghasilkan lulusan berkarakter tangguh, inovatif dan kompetitif dan diakui secara nasional dan internasional.
  2. Mengembangkan Ilmu Manajemen Pendidikan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat guna mendukung pendidikan dan kemajuan ilmu manajemen pendidikan.
  3. Menjalin dan mengembangkan jaringan kerja sama dan kemitraan dengan perguruan tinggi dan intansi terkait baik dalam negeri maupun luar negeri.
  4. Menjalin dan mengembangkan jaringan kerja sama dan kemitraan dengan Perguruan Tinggi dan instansi terkait baik dalam negeri maupun luar negeri.
TUJUAN
1.       Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan yang memiliki keahlian berstandar nasional dan internasional sesuai kebutuhan pengguna lulusan.
2.       Meningkatkan daya saing dan aksepabilitas hasil penelitian,pengabdian dan karya ilmiah dosen pada jurnal terakreditasi nasional dan internasional.
3.       Meningkatkan mutu pembelajaran di program studi Administrasi/Manajemen pendidikan untuk pem-bangunan budaya mutu perguruan tinggi.
4.  Meningkatkan dan memperluas kerja sama pendidikan, penelitian dan pengabdian dengan lembaga pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

SASARAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN
1.       Lulusan/alumni, strategi :
·      Inovasi kurikulum menuju Kurikulum Berbasis KKNI dan life skil serta soft skill secara efektif dan efisien untuk memenuhi tuntutan profesi dan lapangan kerja
·      Meningkatkan kegiatan akademik berbasis karakter yang inovatif, tangguh dan kompetitif
·      Pengembangkan sistem pembelajaran terintegrasi pada e-learning di perkuliahan
·      Meningkatkan daya serap lulusan manajemen pendidikan di pasar kerja
·      Melaksanakan pembinaan mahasiswa berbasis karakter dan sinergitas penguatan hard skill dan soft skill.
·      Mengembangkan laboratorium administrasi pendidikan berstandar  nasional dan internasional berbasis penelitian dan pembelajaran berbasis IT.
·      Mendorong internasionalisasi program studi (go international).
·      Pelatihan pengembangan kapasitas profesi Administrasi/Manajemen Pendidikan
·     Melaksanakan silaturrahim mahasiswa dengan dosen yang dirangkaikan dengan kegiatan bakti sosial dan out bound.
2.       Dosen/Staf Akademik, strategi:
·  Menyebarluaskan hasil temuan penelitian dosen dan mahasiswa menjadi inovasi-inovasi praktik manajemen pendidikan di lembaga kependidikan.
·      Meningkatkan budaya berprestasi (achivement-motivation) bidang penelitian, pendidikan dan pengabdian.
·     Melaksanakan kegiatan ilmiah manajemen pendidikan (workshop, seminar, lokakarya) lokal, nasional dan internasional.
·   Mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual dosen dan mahasiswa melalui kajian-kajian religius/dakwah islamiyah, baik secara mandiri maupun kerjasama dengan instansi terkait.
·      Optimalisasi peran dosen dan penasehat akademik (PA) dalam pembimbingan mahasiswa dan pembimbing magang dan PKL.
·     Mengupayakan terbukanya sumber-sumber pendanaan tambahan baru baik melalui kerja sama layanan ahli, produk-produk inovatif, dan sumber generating revenue lainnya.
·      Melibatkan mahasiswa dalam penelitian dosen secara kolaboratif.

3.       Dosen/Staf Akademik dan mahasiswa, strategi:
·   Mengembangkan budaya mutu akademik di lingkungan program studi Manajemen Pendidikan.
·  Mengembangkan kultur akademik dan inovasi kurikulum berbasis kebutuhan dan keunggulan di program studi manajemen pendidikan.
·  Meningkatkan penulisan karya ilmiah dosen dan mahasiswa (buku, jurnal/ artikel, proseding) pada bidang manajemen pendidikan.
· Pelatihan penulisan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan melalui jurnal manajemen pendidikan dan jurnal lainnya yang terakreditasi baik skala regional, nasional dan internasional bagi dosen.
·      Membentuk pusat kajian manajemen pendidikan ditingkat program studi.
·      Mengembangkan ruang kuliah dan perpustakaan berbasis IT.
·    Evaluasi diri secara ber-kesinambungan guna pengembangan program-program yang dinilai strategis dan dapat mendukung keberlanjutan pengembangan program studi.
· Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendukung akademik sebagai media pembelajaran,

4.    Internal target: Universitas, Fakultas, Dosen, mahasiswa dan Eksternal target: Universitas di dalam luar negeri, lembaga pendidikan dalam dan luar negeri, Alumni, Organisasi profesi, sekolah. Strategi:
·   Melaksanakan pendampingan dan pembinaan (fostering) sekolah dengan model manajemen berbasis sekolah.
·      Meningkatkan joint research pada tingkat nasional dan internasional.
·      Mengupayakan sekolah binaan sebagai sekolah unggulan (exellence school).
·  Meningkatkan pemahaman pengguna lulusan tentang kualifikasi dan kompetensi lulusan manajemen pendidikan.
·   Temu kolegial alumni Program Studi Manajemen Pendidikan secara lebih intensif dan melaksanakan program kerja organisasi alumni.
·      Mengembangkan kerja sama pelatihan supervisi dan penulisan karya ilmiah bagi guru pada jenjang SD, SLTP dan SLTA
·    Mempererat kerja sama simetrikal dengan pemerintah daerah, instansi-instansi terkait terutama lembaga/institusi pendidikan baik dalam maupun luar negeri berdasarkan azas kemitraan dan saling menguntungkan dalam rangka penerapan MBS, penyaluran lulusan, pembinaan minat bakat, karir mahasiswa, dan penguatan program studi dalam mengghadapi tantangan di era global.
·      Sosialisasi peranan Program Studi Administrasi/Manajemen Pendidikan kepada masyarakat terutama kepada pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan Nasional berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintah dibidang manajemen pendidikan.

Inilah Susunan Nama-Nama Dosen di Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo :
1. Prof. Dr. H. Abdul Kadim Masaong, M. Pd
2. Prof. Dr. Ansar Made, M. Si
3. Dr. Arifin Suking, M.Pd
4. Dr. Arwildayanto, M. Pd
5. Dr. Novianty Djafri, M. Pd. I
6. Dr. Fadliah, M. Si
7. Dr. Sitti Roskina Mas, M. Pd
8. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M. Ec
9. Dr. Asrin M. Pd
10. Dr. Hj. Nina Lamatenggo, M. Pd
11. Dr. Hj. Fory Armin Nawai, M.Pd
12. Drs. Mohammad Polinggapo, S.Sos, M. Pd
13. Intan Abdul Razak, S. Ag, M. Pd
14. Warni T. Sumar, M. Pd
15. Besse Marhawati, M. Pd
16. Arifin, M. Pd
17. Zulystiawati, S.S M. Ed